reechulisnainhee

A topnotch WordPress.com site

Dakwah di Era Globalisasi

Leave a comment

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi dari globalisasi sering memiliki pengaruh dan dampak yang negatif jika dicermati dengan seksama. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada aspek kehidupan meskipun awal tujuannya diarahDampak globalisasi dalam dunia dakwah sangat dirasakan dampaknya. Banyak kasus yang muncul, misalnya pergaulan bebas yang juga muncul adalah dampak negatif dari nilai-nilai di atas. Persoalan miras, narkoba, dan lain-lain, dikarenakan sebuah pemujaan terhadap kebebasan pribadi yang tidak lagi mengindahkan nilai-nilai agama. Sehingga dampaknya ternyata bukan hanya menimpa dirinya sendiri, tetapi juga terhadap masyarakat dan siswa yang lain. Oleh karena itu, nilai-nilai negatif tersebut haruslah dinetralisir dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang sangat menekankan keseimbangan kehidupan.kan pada bidang ekonomi dan perdagangan serta memberikan dampak multidimensi.

 

  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Pengertian dakwah
    2. Dakwah di era globalisasi
    3. C.    Tujuan
      1. Mengetahui pengertian dakwah
      2. mengetahui bagaimana dakwah di era globalisasi

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. 1.      Pengertian Dakwah

 

Pengertian dakwah secara bahasa berarti mengajak, secara istilah pengertian dakwah islam diartikan sebagai upaya atau usaha mengajak seseorang kepada ketaatan terhadap perintah dan ajaran islam. Pengertian dakwah Islam pada masa Rasulullah merupakan upaya yang dilakukan Rasulullah untuk mengenalkan agama Allah yang pada awalnya menitik beratkan pada pemurnian aspek akidah seseorang. Setelah seseorang memiliki akidah yang murni bersumber pada Allah semata, selanjutnya dikenalkan pada ketaatan ibadah, perbaikan akhlak dan kewajiban untuk melaksanakan jihad agama Allah. Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang shaleh dewasa ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam.[1]

Dakwah juga sebagai proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya didalam proses dakwah mengikut sertakan keseluruhan aspek kepribadian, baik bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan unik artinya didalam proses dakwah sebagai objek dakwaknya terdiri dari bebagai macam perbedaan, seperti perbedaan dalam kemampuan, sifat, kehendak dan sebagainya.[2]

 

  1. 2.      Dakwah di era globalisasi

Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunkasi. Al-qur’an adalah sumber informasi mengenai keagamaan (islam) dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk islam. Demikian pula sabda Rasulullah yang memerintahkan untuk menyampaikan ilmu walaupun itu hanya satu ayat saja kepada orang lain.[3]

Dunia kini telah memasuki abad informasi, masyarakat manusia kini sedang dalam proses menjadi masyarakat informasi.[4] Untuk mengantisipasi trend masyarakat modern harus dapat mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih mengarah pada antisipasi kecenderungan-kecenderungan masyarakat.[5]

Untuk menghadapi berbagai tantangan umat islam dewasa ini, dakwah merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan diera informasi ini, salah satu media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan era informasi ini adalah pers islam. Pers islam adalah proses meiput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa yang menyangkut umat islam dan ajaran islam pada khalayak.[6]

Peran pers islam yang harus dilakukan:

 Pertama, pers islam harus bersifat kritis terhadap lingkungan luar, sanggup menyaring informasi barat yang relevan dan tidak bias terhadap umat islam. Ini sesuai dengan firman Allah: ”jika orang fasik membawa berita, maka selidiki berita itu terlebih dahulu”, (Q.S. Al-Hujurat: 6).

Kedua, pers islam harus mampu menjadi penerjemah. Islam perludiorentasikan kedepan agar sanggup berbicaa dengan berbagai problema sosial dewasa ini sesuai dengan firman Allah: ”hendaknya setiap diri melihat apa yang sudah dipersiapkan untuk masa depannya, bertakwalah kepada Allah”. (Q.S. Al-Hasyr: 18).

Ketiga, pers islam hendaknya sanggup melakukan proses sosialisasi.

Keempat, pers islam harus sanggup mempersatukan setiap kelompok umat dengan memberikan kesiapan untuk bersikap terbuka bagi perbedaan paham. Peran pers islam hendaknya mampu seperti yang dipesankan Al-qur’an ”dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai” (Q.S. Ali-Imran: 103).[7]

Pers memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder, fungsi utama media ini adalah:

  1. To inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia).
  2. To comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkan ke dalam fokus berita).
  3. To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan dimedia).

 

Sedangkan fungsi sekunder media pers adalah:

  1. Untuk mengapanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu.
  2. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus.
  3. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.[8]

Di era informasi canggih seperti sekarang ini, tidak mungkin dakwah masih hanya di Musholla yang hanya diikuti oleh mereka yang hadir disana. Penggunaan media-media komunikasi modern adalah sesuatu yang harus dimanfaakan keneradaannya untuk kepentingan menyampaikan ajaran-ajaran islam atau dakwah islam,[9] karena pada umumnya dakwah pada masa sekarang ini lebih banyak menggunakan media untuk digunakan sebagai perantara berdakwah, banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Dalam komunikasi, media dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:

 

  1. Media terucap yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sebagainya.
  2. Media tertulis yaitu media yang berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamflet, dan lain sebagainya.
  3. Media dengar pandang yang biasanya disebut Audio visual yaitu media yang berisi gambar hidup yang bisa dilihat dan didengar seperti film, video, televisi, dan sejenisnya.[10]

 

Selain itu, ada yang mengklasifikasi jenis media dakwah menjadi dua bagian, yaitu media tradisional (tanpa tegnologi komuikasi) dan media modern (dengan tegnologi komunikasi). Klasifikasi jenis media dakwah diatas tidak terlepas dari dua media penerimaan informasi yang dikemukakan oleh al-quran dalam surat An-Nahl ayat 78, dan Al-Mu’minun ayat 78, yakni: media sensasi dan media persepsi.

  1. An-Nahl ayat 78

ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«ø‹x© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noy‰Ï«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

 

 

 

 

 

  1. Al-Mu’minun ayat 78

uqèdur ü“Ï%©!$# r’t±Sr& â/ä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noy‰Ï«øùF{$#ur 4 Wx‹Î=s% $¨B tbrãä3ô±n@ ÇÐÑÈ  

Artinya:

 dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.[11]

 

Peranan media dakwah adalah sebagai alat bantu yang berarti memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan dakwah[12]. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan didalam memilih media dakwah.

 

Hal-hal yang menjadi pertimbangan disaat memilih media dakwah adalah:

  1. Tujuan dakwah yang hendak dicapai
  2. Materi dakwah
  3. Sasaran dakwah
  4. Kemampuan da’i
  5. Ketersediaan media
  6. Kualitas media[13]

 

Adapun yang menjadi masalah disini adalah masalah memilih. memilih tentu saja mengandung konsekuensi mengetahui dan menguasai cara memanfaatkan potensi yang dipilihnya. Tidak hanya memilih untuk disimpan dan dibiarkan saja. Karena sekarang adalah era globalisasi informasi, artinya di era tersebut terjadi penghilangan batas ruang dan waktu dari hasil perkembangan teknologi komunikasi. Masalah teknologi komunikasi menjadi penting untuk diupayakan agar para da’i menguasainya, karena pada hakikatnya dakwah dalam proses komunikasi baik media visual, audio, dan lebih penting lagi media audip visual termasuk televisi.[14]

 

Dalam media dakwah juga ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dlam memilih media, diantaranya adalah:

  1. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
  2. Adanya perhatian dari mad’u terhadap media yang digunakan.
  3. Pemilihan media dilakukan secara objektif.[15]

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

  1. A.    Kesimpulan

Dunia kini telah memasuki abad informasi, masyarakat manusia kini sedang dalam proses menjadi masyarakat informasi. Untuk mengantisipasi trend masyarakat modern harus dapat mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih mengarah pada antisipasi kecenderungan-kecenderungan masyarakat. Untuk menghadapi berbagai tantangan umat islam dewasa ini, dakwah merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan diera informasi ini, salah satu media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan era informasi ini adalah pers islam. Pers islam adalah proses meiput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa yang menyangkut umat islam dan ajaran islam pada khalayak.

Peranan media dakwah adalah sebagai alat bantu yang berarti memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan dakwah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amin, Samsul Munir, Ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009

Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009

Syukir, Asmuni,  Dasar-dasar strategi dakwah islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983

www.aneahira.com

 


[2] Asmuni Syukir, Dasar-dasar strategi dakwah islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal 165

[3] Samsul Munir Amin, Ilmu dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal viii

[4] Ibid

[6] Samsul Munir Amin, Ilmu dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009),  hal xiv-xv

[7] Ibid, hal xv

[8] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hal 414

[9] Ibid, hal 113

[10] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hal 406

[11] Ibid, hal 409

[12] Asmuni Syukir,  Dasar-dasar strategi dakwah islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal 164

[13] Ibid, hal 166

[14] Samsul Munir Amin, Ilmu dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009),  hal 115

[15] Ibid, hal 166-167

Author: reechulisnainhee

Love Life ~"~Lup_Lup~^~

Leave a comment